Tag: hewan

Daftar Hewan Buas di Indonesia dan Dunia yang Sudah Terancam Punah

Seperti yang kita tahu bahwa Indonesia mempunyai pemandangan alam yang indah, seperti halnya pantai, sejarah budaya masyarakatnya, serta gunung berapi. Tidak hanya keindahan alamnya saja yang indah, Indonesia juga mempunyai keragaman fauna yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.Sementara itu, Indonesia mempunyai hutan dan juga laut yang banyak dihuni oleh hewan buas. Hewan-hewan tersebut sekarang ini sudah masuk ke dalam daftar hewan yang dilindungi karena jumlahnya yang semakin hari semakin sedikit.

Penyebab kepunahan hewan buas tersebut karena ulah manusia itu sendiri yang merusak lingkungan. Habitat seperti tempat tinggal dan juga makanan untuk hewan menjadi semakin berkurang. Tak hanya itu saja, kegiatan pertambangan, migrasi, dan juga perburuan hewan liar membuat populasi jenis hewan tertentu menjadi semakin sedikit.

Misalnya saja hewan buas di dunia dengan jenis spesies kucing besar yang dipahami seperti jaguar, singa, harimau salju, dan kucing hutan. Di Indonesia sendiri, terdapat beberapa hewan buas yang tergolong hampir punah, antara lain Harimau Sumatera dan juga kucing liar yang berukuran besar yang tinggal di dalam hutan.

Sementara itu, hewan buas lainnya seperti jenis primata simpanse, orang utan, gorila, dan juga kera hitam juga tergolong hewan yang hampir punah. Di Indonesia, terdapat beberapa jenis primata yang dilindungi karena jumlahnya yang semakin sedikit seperti kera hitam dan orang utan.

Daftar Hewan Buas di Indonesia

Hewan buas yang ada di Indonesia terdiri dari mamalia, reptil, dan juga burung. Dimana beberapa hewan liar tersebut tinggal di area taman nasional yang dilindungi. Berikut ini adalah beberapa daftar hewan buas di Indonesia yang hampir punah, antara lain:

1. Kera Hitam Sulawesi

Terdapat berbagai jenis hewan primata yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu kera hitam Sulawesi. Nama lain dari kera hitam ini adalah Yaki atau Monyet Wolai. Primata jenis ini tinggal di bagian utara dan beberapa pulau yang ada di sekitarnya. Kera hitam sendiri termasuk ke dalam jenis monyet besar yang ada di wilayah Sulawesi. Untuk ciri-ciri dari hewan ini yaitu mempunyai jambul di bagian atas kepala dan bulunya yang berwarna hitam. Monyet Wolai ini juga mempunyai pantat yang berwarna merah muda. Jenis monyet yang satu ini terancam punah karena populasinya yang semakin sedikit. Saat ini, kera hitam Sulawesi sebagian sudah berada di cagar alam Tangkoko Sulawesi.

2. Gajah Kalimantan

Gajah Sumatera dan juga gajah dari Kalimantan termasuk ke dalam jenis hewan buas yang dilindungi. Adapun perbedaan antara gajah Kalimantan yaitu ukuran tubuhnya yang cenderung lebih kecil dibandingkan gajah Sulawesi. Hewan yang mempunyai belalai ini masuk ke dalam spesies gajah terkecil di Asia. Untuk ciri-ciri gajah Kalimantan yaitu mempunyai bentuk tubuh yang pendek, gemuk, dan juga telinga yang lebar. Hewan ini dapat ditemukan di Kalimantan bagian selatan dan juga Sabah.

3. Harimau Sumatera

Harimau Sumatera terdapat di pulau Sumatera, Indonesia. Hewan karnivora ini termasuk ke dalam spesies Harimau Sunda yang dapat bertahan hidup hingga sekarang. Walaupun demikian, Harimau Sumatera ini juga terancam punah dan masuk ke dalam Konservasi Dunia IUCN, karena jumlah populasinya yang diperkirakan hanya berkisar antara 400 hingga 500 ekor saja.

Harimau jenis ini tinggal di taman nasional di Sumatera dan juga daerah pegunungan. Dimana Harimau Sumatera ini juga dikenal mempunyai ukuran terkecil dari jenis lainnya. Hewan buas ini juga mempunyai pola hitam yang lebar dengan jarak yang berdekatan pada bagian tubuhnya. Selain itu, Harimau Sumatera memiliki warna yang lebih gelap dari spesies yang sama. Kemudian warna kulitnya mulai dari kuning, jingga tua, dan juga kemerahan.

4. Komodo

Siapa sih yang tidak tahu hewan buas yang satu ini? Komodo sendiri merupakan jenis kadal besar di dunia, yang mana jenis komodo ini hidup di pulau Komodo yang ada di Indonesia. Hewan yang satu ini termasuk karnivora dan juga predator yang berbahaya. Komodo termasuk ke dalam hewan buas yang dilindungi karena jumlah populasinya yang semakin sedikit.

5. Anoa

Terdapat dua jenis Anoa di Indonesia, yaitu Anoa yang tinggal di pegunungan dan juga Anoa yang hidup di dataran rendah. Anoa sendiri memiliki bentuk tubuh yang hampir mirip seperti kerbau kecil, dimana mereka biasanya hidup di pulau Sulawesi dan juga Buton. Selain itu, Anoa juga termasuk ke dalam jenis hewan endemik karena berada di wilayah peralihan benua Asia dan Australia.

Hewan Buas Terbesar di Dunia

Seperti yang kita tahu bahwa bumi ini tidak hanya ditinggali oleh manusia saja, namun juga flora dan juga fauna yang sangat beragam. Ada banyak sekali jenis hewan buas yang tinggal di dunia ini. Mulai dari yang berukuran sangat kecil hingga yang berukuran sangat besar.

Jika menurut KBBI, hewan buas adalah binatang liar dan umumnya memusuhi manusia. Itu artinya, hewan tersebut adalah hewan yang cukup berbahaya untuk manusia karena dapat menyerang manusia. Akan tetapi, umumnya mereka hanya akan menyerang manusia saat merasa terancam. Di antara banyaknya hewan buas yang ada di alam liar, ada beberapa jenis hewan yang mempunyai bobot tubuh yang sangat besar. Berikut ini adalah beberapa daftar hewan buas terbesar di dunia yang perlu Anda ketahui, antara lain:

1. Hewan Buas Paus Biru

Sudah bukan menjadi hal yang mengejutkan lagi jika paus biru masuk ke dalam golongan jenis hewan buas terbesar di dunia. Mamalia laut ini dapat mempunyai tubuh sepanjang 30 meter dengan berat tubuh mencapai 180 ton. Bahkan, paus biru ini mempunyai lidah dengan berat sekitar 1,7 ton, hampir sama dengan berat rata-rata gajah di Asia. Sedangkan berat jantung paus biru ini yaitu sekitar 600 kilogram, yaitu setara dengan mobil Mini Cooper. Setiap harinya, paus biru akan mengonsumsi makhluk-makhluk kecil seperti udang dan ikan kecil. Ketika musim panas, hewan yang paling besar di lautan ini dapat memakan sampai 3,6 ton udang atau lebih setiap harinya.

2. Hewan Buas Gajah Semak Afrika

Apabila paus biru adalah jenis hewan buas terbesar di laut, maka gajah semak Afrika adalah salah satu hewan buas terbesar dan juga terberat di daratan. Dimana ukuran badan gajah jantan bisa mencapai 6 sampai 7,5 meter, tinggi 3,3 meter, dan juga berat sampai 6 ton. Sementara untuk gajah betina mempunyai panjang 5,4 sampai 6,9 meter, tinggi 2,7 meter, dan berat 3 ton. Gajah semak Afrika ini biasanya tidak mempunyai pemangsa alami karena ukuran tubuhnya yang sangat besar. Akan tetapi, anak gajah semak Afrika, terlebih yang baru lahir, sangat rentan terhadap serangan singa dan juga buaya.

3. Hewan Buas Jerapah

Jerapah atau yang memiliki nama latin giraffa camelopardalis adalah mamalia dan juga hewan darat tertinggi di dunia. Seekor jerapah dapat mempunyai tinggi badan sampai 5-6 meter dan mempunyai berat rata-rata mencapai 1.600 kilogram untuk jantan, sementara untuk betina 830 kilogram. Seperti yang kita pahami bahwa jerapah mempunyai leher yang sangat panjang, bahkan lehernya sendiri dapat mencapai lebih dari 2 meter. Itu artinya, panjang leher jerapah ini hampir setengah dari tingginya secara keseluruhan. Leher yang sangat panjang yang ada pada tubuh jerapah adalah salah satu hasil dari pemanjangan vertebra serviks yang tidak proporsional.

Daftar Hewan Buas di Indonesia dan Dunia yang Sudah Terancam Punah

4. Hewan Buas Anjing Laut Gajah Selatan

Anjing laut gajah selatan adalah hewan karnivora terbesar yang hidup sampai sekarang. Bentuk tubuhnya yang sangat besar ini menunjukkan bahwa dimorfisme seksual yang ekstrim dengan berat anjing laut jantan yang dapat mencapai 5 hingga 6 kali lebih besar daripada betina. Anjing laut gajah selatan betina akan mempunyai berat rata-rata 400-900 kilogram serta panjang 2,6 hingga 3 meter. Salah satu jenis hewan buas terbesar di dunia ini bisa menyelam berulang kali selama lebih dari 20 menit untuk memburu mangsanya, seperti ikan, cumi-cumi, di kedalaman 400-1.000 meter.

5. Hewan Buas Beruang Kutub dan Beruang Kodiak

Hewan karnivora terbesar yang ada didaratan dan masih hidup sampai saat ini yaitu beruang kutub dan juga beruang kodiak. Hewan ini adalah subspesies beruang coklat. Keduanya mempunyai ukuran tubuh yang sama besarnya. Beruang kutub dan juga beruang kodiak mempunyai tinggi bahu lebih dari 1,6 meter dan juga panjang mencapai 3,05 meter. Adapun berat kedua hewan tersebut dapat mencapai 1.003 kilogram hingga 1.135 kilogram.

Baca Juga : https://boisetaxicompany.com/

10 Hewan Endemik yang Bisa Kamu Temukan di Indonesia

 

Indonesia tak hanya kaya akan ragam budaya dan deretan destinasi surga tersembunyi yang memukau mata, tapi juga merupakan rumah bagi berbagai hewan endemik yang langka nan memesona. Habitat fauna asli bumi pertiwi ini tersebar dari Sabang hingga Merauke dan pastinya cuma bisa kita temui #DiIndonesiaAja nih, Sobat Pesona!

Penasaran dan mau tahu apa saja hewan endemik yang jadi kebanggaan Indonesia tersebut? Sebelum lanjut, pastikan Sobat Pesona mematuhi protokol kesehatan di mana pun berada dengan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, ya! Usahakan juga untuk menjauhi kerumunan demi keselamatan diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai.

Yuk, langsung simak informasi lengkap hewan endemik yang bisa ditemui #DiIndonesiaAja berikut!

1 | Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Eksotisme harimau sumatra telah dikenal hingga seluruh dunia. Hewan endemik dengan tubuh terkecil dan warna kulit tergelap di antara jenis harimau lainnya ini, juga memiliki corak loreng hitam yang lebih rapat dan bila dilihat secara seksama motifnya menyerupai sidik jari manusia. Populasi harimau Sumatra diperkirakan hanya tinggal tersisa 400 ekor di alam bebas. Untuk mencegah kepunahan, Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen dan Leuser di Aceh dan Sumatra Utara menjadi pusat konservasi harimau Sumatra.

2 | Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Populasi badak sumatra yang tersebar di Taman Nasional Bukit Barisan, Taman Nasional Gunung Leuser, dan Taman Nasional Way Kambas kian terancam punah. Dengan jumlah kurang dari 80 ekor, penghuni hutan tropis yang hidup secara soliter ini hanya melahirkan satu anak setiap 3 atau 4 tahun sekali. Tapi Sobat Pesona tahu nggak, nih? Satwa langka ini merupakan spesies badak terkecil dan satu-satunya badak bercula dua yang ada di Asia, lho! Selain itu, ada pula spesies lainnya, yakni badak jawa atau juga dikenal dengan sebutan badak sunda yang juga termasuk dalam kategori satwa langka di Indonesia.

3 | Orangutan (Pongo)

Ada tiga spesies orangutan yang bisa Sobat Pesona temui #DiIndonesiaAja, yaitu orangutan sumatra (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis). Populasi orangutan sumatra yang memiliki ciri khas warna bulu coklat kemerahan berada di posisi kritis punah. Sedangkan orangutan kalimantan yang identik dengan bentuk wajah besar dengan pelipis seperti bantal ini populasinya juga terus menurun dan terancam punah. Untuk orangutan tapanuli yang digolongkan sebagai “spesies baru” dan ditemukan di Ekosistem Batang Toru ini kondisinya paling memprihatinkan, karena menempati posisi sangat terancam punah.

4 | Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis)

Ada yang berbeda dari jenis gajah asal Kalimantan ini, tubuhnya berukuran seperlima lebih kecil dari spesies gajah india dan membuat penampakan telinganya lebih besar dari kebanyakan gajah lainnya. Bentuk gading gajah kalimantan pun relatif lebih pendek dan lurus. Perilaku gajah kalimantan tergolong lebih lembut dan tidak agresif. Umumnya hewan endemik asli Indonesia ini dapat ditemukan di dataran rendah di Kalimantan Timur.

5 | Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Di Bali, burung ini disebut curik oleh masyarakat lokal. Ciri khas jalak bali adalah warna putih di seluruh tubuhnya, kecuali pada ujung ekor dan sayap yang berwarna hitam. Burung yang pernah menjadi gambar pada keping uang logam 200 rupiah terbitan 2008 itu, bisa Sobat Pesona temukan di kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Jalak bali memiliki karakter yang periang, suka berkicau, dan tak jarang terlihat seolah menari di atas air. Uniknya lagi, burung jalak bali memiliki telur mungil berukuran 3 cm dengan warna hijau kebiruan.

6 | Komodo (Varanus komodoensis)

Sobat Pesona pasti sudah nggak asing lagi dengan hewan endemik khas Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur ini, kan? Ya, kadal terbesar di dunia itu cuma bisa ditemui di habitat aslinya di Taman Nasional Komodo. Menurut penelitian, komodo merupakan salah satu hewan purba yang sudah hidup sejak 4 juta tahun yang lalu, lho! Namun fauna asli Indonesia ini termasuk hewan buas yang berbisa dan cukup berbahaya. Selain karena besar tubuhnya yang mencapai 2-3 meter, perilakunya yang cukup agresif, komodo juga punya air liur yang oenuh bakteri berbahaya, sehingga disarankan untuk tetap menjaga jarak dan cukup mengamati komodo dari kejauhan.

7 | Burung Maleo (Macrocephalon maleo)

Taman Nasional Lore Lindu menjadi habitat burung khas Sulawesi Tengah ini. Burung maleo merupakan satwa endemik yang tak akan bisa ditemui di tempat lain di dunia. Fauna asli Indonesia ini memiliki bulu warna hitam dengan bulu bagian bawah yang berwarna merah muda keputihan. Kulit di sekitar matanya berwarna kuning, paruhnya warna jingga keabuan dan memiliki tinggi sekitar 55 cm. Uniknya, burung maleo hanya bertelur sebutir dalam setiap musim, hal itu pula yang membuat keberadaan satwa ini kian mengalami kepunahan.

8 | Tarsius kerdil (Tarsius pumilus)

Tarius kerdil atau yang juga disebut tarsius gunung merupakan spesies hewan primata mungil yang berasal dari Sulawesi Tengah dengan bobot hanya berkisar 50 gram. Tarsius kerdil memiliki bulu yang sangat lembut dengan warna coklat keabuan atau cokelat kegelapan. Yang menariknya, hewan nokturnal ini pernah dinyatakan punah pada awal tahun 2000-an karena tak lagi pernah terlihat, namun di tahun 2008 peneliti kembali menemukan empat ekor tarsius kerdil di Gunung Rorekatimbu, Sulawesi Tengah, dan sejak saat itu status punah atas hewan langka ini pun dihapus.

9 | Monyet hitam Sulawesi (Macaca Nigra)

Monyet hitam sulawesi adalah hewan endemik dari Sulawesi Utara yang juga punya nama lain yaki. Monyet ini dikenal dengan kepintarannya dan tubuh yang dipenuhi bulu serba hitam, lengkap dengan jambul kepala serta warna merah muda kemerahan di bagian bokongnya. Monyet hitam sulawesi hidup di hutan tropis yang berada dalam kawasan Cagar Alam Tangkoko.

10 | Burung Cenderawasih (Paradisaeidae)

Yang terakhir datang dari bagian paling timur di Indonesia, yaitu Papua. Secara etimologi, kata cenderawasih berasal dari kata cendra yang berarti dewa-dewi bulan dan wasih yang berarti utusan, warga lokal menganggap burung ini adalah reinkarnasi peri yang terbang di sekitar hutan Papua. Ada sekitar 30 spesies cenderawasih di Indonesia dan 28 di antaranya bisa ditemukan di tanah Papua, beberapa di antaranya seperti cenderawasih kuning kecil, cenderawasih botak, cenderawasih raja, dan cenderawasih merah.

Gimana Sobat Pesona? Fauna asli Indonesia di atas tadi unik dan menggemaskan banget, kan? Namun sayangnya, beberapa satwa endemik berada dalam ancaman kelangkaan yang memprihatinkan, nih. Yuk, kita jaga bersama keberadaan mereka dengan ikut berkontribusi dalam upaya melestarikan alam.

Yang tak kalah pentingnya, Sobat Pesona juga tak boleh lengah dalam menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, cuci tangan berkala, dan menjaga jarak, ya!

Tentang hewan : boisetaxicompany.com

Misteri kepunahan hiu purba megalodon tiga juta tahun lalu terungkap

 

 

 

Pertarungan memperebutkan makanan di era prasejarah ditengarai menjadi penyebab punahnya megalodon, spesies hiu terbesar yang pernah hidup.

Sebuah studi yang mempelajari fosil gigi dari raksasa laut itu menunjukkan bahwa megalodon harus bersaing dengan predator ganas lainnya, hiu putih besar, demi mendapatkan mangsa.

Selama ini, kepunahan megalodon sekitar tiga juta tahun yang lalu merupakan misteri.

Beragam faktor telah ditengarai sebagai penyebabnya, mulai dari hilangnya habitat mereka akibat perubahan permukaan laut hingga berkurangnya mangsa.

Dalam studi terbaru ini, peneliti internasional menggunakan isotop seng pada gigi hiu yang masih hidup dan yang sudah punah sebagai alat untuk mempelajari pola makan satwa yang telah lama mati.

Petunjuk-petunjuk kimiawi yang muncul pada gigi hiu hidup serta 13 fosil gigi megalodon menunjukkan bahwa hiu putih besar dan megalodon pernah berada di posisi yang sama dalam rantai makanan.

Mereka kemungkinan bersaing mendapatkan mangsa yang sama, seperti paus, lumba-lumba, dan pesut.

Para ilmuwan mengatakan hal ini mungkin menjadi faktor pemicu kepunahan megalodon, di samping perubahan iklim dan tekanan lingkungan lainnya.

“Ini adalah bukti dari serangkaian teka-teki bahwa ada persaingan antara hiu putih besar modern dan megalodon terhadap makanan saat keduanya masih hidup,” kata peneliti yang memimpin studi ini, Prof Thomas Tutken dari Universitas Johannes Gutenberg di Mainz, Jerman.

Menanggapi penelitian yang telah dipublikasikan di Nature Communications, Catalina Pimiento dari Universitas Swansea mengatakan masih banyak hal yang perlu dilakukan untuk memecahkan misteri terkait apa yang terjadi pada megalodon.

Kepunahan spesies itu telah dipelajari dari berbagai sudut selama satu dekade terakhir, dan banyak penelitian menyimpulkan banyak faktor yang memengaruhinya.

“Apa yang dimakan megalodon dan sejauh mana dia bersaing dengan hiu lain tetap masih menjadi misteri,” kata dia.

Megalodon (Otodus megalodon) merupakan hiu bergigi besar yang menjelajahi lautan sejak 22 juta tahun lalu hingga punah sekitar tiga juta tahun lalu.

Megalodon tiga kali lebih besar dibandingkan hiu putih besar dan spesies itu bisa tumbuh hingga sepanjang 18 meter dengan berat mencapai 60 ton.

Hewan purba itu menjadi bahan pemberitaan baru-baru ini setelah seorang anak laki-laki berusia enam tahun menemukan gigi megalodon di Suffolk, Inggris.

Anak bernama Sammy Shelton itu menemukan gigi sepanjang 10 sentimeter di Pantai Bawdsey ketika sedang berlibur.

Baca Juga : https://boisetaxicompany.com/

5 Hewan Paling Pintar di Dunia, Simpanse Masih Jajaki Peringkat Satu

 

https://boisetaxicompany.com/, Jakarta Jika membahas soal hewan paling pintar, kira-kira hewan apa yang terlintas di benakmu? Apakah anjing adalah salah satunya?

Tidak bisa dipungkiri jika anjing memang memiliki kepintaran tertentu. Mereka bisa dilatih untuk mendeteksi narkoba, bencana alam, bahkan kanker yang diidap seseorang.

Namun sayangnya, anjing tidak masuk dalam daftar lima hewan paling pintar di dunia versi Discover Magazine. Lalu hewan apa saja yang tergolong sebagai hewan paling pintar di dunia?

1. Simpanse

Memiliki 99 persen DNA manusia, simpanse menjadi kerabat terdekat. Mereka memiliki jumlah jari tangan dan kaki, sistem saraf, otot, dan tulang yang sama. Meski otak manusia lebih besar, simpanse dan otak manusia memiliki struktur dan fungsi yang sama.

Simpanse dapat terlibat dalam pemikiran abstrak dan beralasan. Penggunaan alat oleh simpanse sangat luas dan canggih. Simpanse juga memiliki beberapa kemampuan emosi layaknya manusia. Seperti bahagia, kasih sayang, empati, kesedihan, dan kecemasan.

2. Gagak

Otak mereka mungkin kecil, namun gagak termasuk hewan kuat. Otak gagak memiliki neuron padat yang berfungsi secara efektif. Mereka tidak memiliki korteks serebral sehingga pemikiran mereka terjadi di pallium atau lapisan tebal yang menutupi pemukaan atas otak besar.

Kecerdasan mereka bisa meluas ke pemikiran yang lebih tinggi, seperti perencanaan. Ketika mereka menangkap makanan, mereka akan berpura-pura menyembunyikannya jika mereka merasa sedang diawasi oleh hewan lain.

3. Lumba-lumba

Rasio otak dan tubuh lumba-lumba adalah yang kedua setelah manusia. Sonar alami mereka memungkinkan lumba-lumba untuk ekolokasi agar bisa berkomunikasi satu sama lain lewat suara yang dikenal.

Fungsi lain dari ekolokasi adalah kemampuan untuk bernavigasi dan berburu, bahkan di air yang gelap. Mecerdasan mereka ditampilkan melalui permainan canggih yang mereka lakukan, penggunaan alat, berburu kooperatif, kesadaran diri dan keterlibatan mereka dalam jaringan sosial yang kompleks. Penelitian menunjukkan lumba-lumba memiliki kapasitas memori untuk mengingat dan mengenali satu sama lain selama 20 tahun, dan mungkin seumur hidup.

4. Gajah

Penggunaan alat merupakan indikator kecerdasan di antara hewan, dan gajah adalah pengguna alat yang canggih. Pemanfaatan cabang mereka untuk berbagai tujuan sangat mengesankan. Ini termasuk menggaruk punggung mereka, menggunakannya sebagai senjata saat terancam dan mengusir serangga.

Gajah adalah komunikator yang efektif dan menggunakan semua panca indera untuk berinteraksi satu sama lain. Dikenal karena ingatannya yang luar biasa, gajah mengingat keluarga, teman, dan musuh selama bertahun-tahun, dan mereka dapat mengingat sumber air dan makanan untuk waktu yang lama.

Dalam sebuah eksperimen penelitian, gajah menunjukkan pemikiran yang maju dalam hal memahami bahasa manusia. Mereka bisa membedakan antara bahasa yang berbeda, memahami apakah itu suara pria atau wanita dan menentukan apakah itu ancaman.

5. Tikus

Tikus mampu membuat keputusan berdasarkan informasi dan pengetahuan tentang situasi tertentu. Mereka juga menyadari proses mental mereka, sebuah konsep lanjutan yang dikenal sebagai metakognisi. Para peneliti menunjukkan bahwa tikus sering menolak mengikuti tes ketika mereka tidak tahu jawabannya.

Mereka juga dapat dilatih untuk merespons nama mereka, berlomba melewati labirin, berbaring, berguling, dan banyak lagi. Tikus adalah hewan yang sangat sosial yang merespon dengan baik kebaikan dari pemiliknya. Tetapi mereka juga membutuhkan teman tikus lain dan akan berkomunikasi satu sama lain menggunakan suara berfrekuensi tinggi. Meskipun tidak terdengar oleh manusia, tikus lain akan merespons.

Mampu menunjukkan empati, eksperimen menunjukkan bahwa tikus akan menolak hadiah jika menekan tuas untuk melepaskannya menyebabkan kejutan pada tikus lain. Tikus merasakan emosi, dan salah satu cara mereka mengekspresikannya adalah melalui gerakan menggertakkan gigi yang disebut bruxing, biasanya menunjukkan kepuasan.

Tinggal di Padang Rumput, Mengapa Singa Dijuluki Raja Hutan? Ini Fakta Menariknya

 

Boisetaxicompany.com – Teman-teman tentu sudah tahu dan pernah mendengar kalau hewan singa sering disebut dengan raja hutan.

Yap! Untuk waktu yang lama, singa memang diakui sebagai hewan yang kuat, berani, dan ganas di alam liar.

Singa adalah predator puncak yang tidak memiliki pemangsa alami sehingga bisa mendominasi lingkungannya.

Dengan kekuatan dan keganasannya, singa dijuluki sebagai raja hutan. Padahal, habitat singa bukan di hutan, melainkan padang rumput.

Di padang rumput terbuka atau savana, singa dan kawanannya lebih mudah untuk berburu hewan lain sebagai makanannya.

Lalu sebenarnya apa alasan yang membuat singa dijuluki sebagai raja hutan, ya? Kita cari tahu bersama, yuk!

1. Singa adalah Hewan Kuat

Alasan pertama yang membuat singa dijuluki sebagai raja hutan adalah karena kekuatannya. Ia bisa membunuh hampir semua binatang liar.

Seekor singa memiliki berat sekitar 150 kilogram. Dengan berat itu, singa bisa mencapai kecepatan tertinggi untuk mengejar mangsa.

Kecepatan singa berlari adalah sekitar 80 kilometer per jam atau sekitar 22 meter per detik, teman-teman.

Tak hanya itu, singa juga bisa memberikan kekuatan gigitan sebesar 650 psi dan kekuatan cakar sekitar 400 lbs.

2. Singa Punya Keberanian Tinggi

Singa disebut sebagai raja hutan karena keberaniannya. Singa tidak takut dengan hewan-hewan lain yang ada di sekitarnya.

Keberaniannya yang tinggi ini membuat singa bisa memburu hampir semua hewan di habitatnya, teman-teman.

Singa bisa berburu mangsa kecil seperti kijang atau bahkan memburu hewan yang lebih besar seperti kerbau dan gajah.

Meski dikenal kuat dan punya keberanian tinggi, bukan berarti singa tidak punya musuh. Singa punya musuh, yakni hyena.

Hyena bahkan tidak sekuat singa betina, namun hyena bisa menakuti singa betina dan merebut mangsanya. Kok bisa?

Hal ini karena hewan buruan singa dan hyena serupa. Hewan buruannya seperti rusa, kijang, dan zebra.

Ketika kelompok singa berburu, maka kelompok hyena akan mendatangi dengan strategi yang lebih pintar dan kerja sama yang baik.

Namun, jika satu lawan satu, singa yang kuat bisa menjatuhkan hyena, lo. Ini karena ukuran tubuhnya yang lebih besar.

3. Singa Punya Struktur Sosial

Tidak kalah dari manusia, ternyata singa juga punya struktur sosial di antara anggota kelompoknya, teman-teman.

Singa bisa hidup dalam kelompok dengan 30 anggota. Nah, di kelompoknya ada hierarki sosial yang jelas dengan satu singa sebagai pemimpinnya.

Kepemimpinan dan struktur sosial yang dimiliki singa ini membuat hewan ini menjadi unggul atas hewan lain.

Hal ini memastikan bahwa kelompok tersebut bekerja sama untuk menjatuhkan mangsa dan bertahan hidup di alam liar.

Uniknya, yang bertugas untuk sebagian besar perburuan adalah singa betina. Sementara itu singa jantan bertugas melindungi anak-anaknya.

Bukan tanpa alasan, hal ini karena singa betina memiliki berat tubuh yang ringan sehingga larinya lebih gesit dan cepat.

Meski tidak ikut berburu, saat ada mangsa yang berhasil ditangkap, singa jantan makan terlebih dahulu. Anak-anaknya akan ikut makan setelahnya.

Para singa betina harus menunggu untuk makan. Kadang mereka berebut dan kehabisan makanan sehingga harus berburu lagi.

4. Suara Auman Terdengar Jauh

Alasan singa disebut sebagai raja hutan selanjutnya adalah karena singa memiliki suara auman yang terdengar jauh.

Auman singa merupakan yang paling keras di antara semua kucing karena bisa mencapai hingga 114 desibel.

Saat singa mengaum, maka kita yang berada di jarak satu kilometer dengannya saja bisa mendengar aumannya.

Hal ini mungkin menjadi salah satu aspek yang membuat hewan-hewan lain takut terhadap singa dan kawanannya.

Suara auman singa yang keras ini juga bisa membantu singa berkomunikasi dengan singa lain dalam jarak jauh.

Dengan begitu, jika sekelompok singa sedang berburu dan salah satu anggotanya tersesat, singa dapat mengikuti suara auman untuk mengikutinya.

5. Suka Menjaga Ketertiban

Singa menjadi hewan yang layak disebut sebagai raja hutan karena mereka suka menjaga ketertiban, teman-teman.

Bahkan, tidak jarang singa akan menghukum singa lain yang tidak patuh aturan yang sudah dibuat oleh kelompoknya.

Selain suka menjaga ketertiban, singa disebut raja karena mereka berkuasa atas teritorialnya, dia mengendalikan setiap hal yang ada di atasnya.

Nah, itulah beberapa alasan mengapa singa dijuluki sebagai raja hutan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.

 

Bikin Penasaran, Ini 7 Satwa Langka #DiIndonesiaAja

 

Punya keberagaman destinasi wisata yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, indahnya bumi nusantara emang bikin bangga banget ya, Sobat Pesona! Apalagi, sebagai negara beriklim tropis yang dianugrahi bentangan alam asri, kita bisa banget berkesempatan menemui hewan langka nan unik #DiIndonesiaAja.

Nah, buat Sobat Pesona para pencinta fauna, udah pernah lihat 7 hewan langka ini belum? Dijamin bikin jatuh cinta dan gemas maksimal!

1. Kedih

Bukan cuma zebra atau sapi aja yang punya warna tubuh bernuansa monokrom, sebab salah satu primata endemik asal Sumatra ini juga memiliki bulu hitam putih dengan jambul yang lucu banget, lho! Nama hewan ini adalah Presbytis thomasi atau yang lebih akrab disebut kedih. Karena kerusakan hutan, sayangnya jumlah kedih terus menurun dan masuk dalam kategori rentan punah di daftar International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Namun, bagi Sobat Pesona yang ingin berjumpa dengan kedih, silakan berkunjung ke Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh yang merupakan salah satu habitatnya.

2. Elang Jawa

Ini dia hewan yang ada di lambang negara Indonesia, namanya elang Jawa! Sobat Pesona tahu enggak, sih? Hewan endemik Pulau Jawa yang jadi pemangsa puncak dalam siklus rantai makanan ini memiliki keunikan saat tumbuh dewasa, yaitu tubuh elang Jawa betina lebih kekar dibanding tubuh elang Jawa jantan. Satwa yang bernama latin Nisaetus bartelsi itu juga umumnya hanya bertelur 1-2 butir per tahun dan menyukai wilayah lereng gunung sebagai tempat tinggal, seperti di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Jawa Barat) atau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur).

3. Owa Jawa

Berada di habitat asli yang meliputi Taman Nasional Ujung Kulon (Banten), dan daerah di sekitar Jawa Barat seperti Gunung Halimun, Gunung Salak, serta Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, owa Jawa ini adalah hewan yang setia, lho! Karena saat pasangannya mati, owa Jawa tidak akan mencari pasangan lain di sepanjang sisa hidupnya. Istimewanya lagi, owa Jawa atau Hylobates moloch ini masuk ke dalam jenis primata spesies owa yang hanya tersebar di Jawa dan paling langka di dunia. Wah, bangga banget ya, Sobat Pesona!

4. Rusa Bawean

Pernah mendengar eksotisme bahari di Pulau Bawean enggak, Sobat Pesona? Ternyata, pulau yang berada di Laut Jawa dan masuk ke dalam wilayah Gresik, Jawa Timur itu merupakan tempat asal salah satu rusa endemik Nusantara yang bernama Rusa Bawean. Tak seperti kerabat lainnya, spesies rusa ini sangat hati-hati dengan kehadiran manusia. Jadi, rusa Bawean biasanya akan mulai beraktivitas ketika sore hingga malam hari. Rusa ini juga memiliki moncong yang lebih pendek dari jenis lain serta berbulu kuning kecoklatan.

5. Arwana super merah

Sekarang, giliran Kalimantan yang unjuk gigi dengan hewan endemiknya. Tapi, bukan lagi orangutan atau bekantan lho, Sobat Pesona, melainkan arwana super merah atau yang memiliki nama latin Scleropages formosus dan dikenal dengan sebutan arwana super red. Warna merah menyala ikan ini juga membuatnya disebut sebagai silok merah si endemik Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Karena memiliki dua sungut pada bagian ujung bibir bawahnya, arwana super merah ini dianggap mirip naga berwarna merah. Wah, penampilannya emang menghipnotis ya, Sobat Pesona!

6. Anoa

Mungkin Sobat Pesona udah enggak asing lagi nih, sama salah satu hewan kebanggaan masyarakat Sulawesi yang satu ini, yaitu anoa. Anoa merupakan jenis hewan yang mengalami proses evolusi yang menyebabkan reduksi ukuran tubuhnya. Kejadian seperti ini kerap terjadi pada spesies hewan yang berada di wilayah kepulauan. Anoa juga memiliki beberapa sub spesies, seperti anoa dataran rendah dan anoa gunung. Nama panggilan anoa juga terbilang unik, yakni kerbau kerdil Sulawesi. Nah, kalau mau lihat langsung betapa uniknya hewan ini Sobat Pesona bisa menemukannya di Sulawesi Tenggara.

7. Kanguru pohon mantel emas

Ada satu hewan lagi yang wajib masuk daftar ini Sobat Pesona, namanya kanguru pohon mantel emas asal Papua. Tak seperti spesies kanguru lain yang berbobot besar dan tinggi, kanguru spesies ini justru memiliki tubuh mungil dengan bulu pendek dan halus bak boneka. Warna bulunya juga cantik banget nih, yaitu perpaduan coklat muda pada bagian belakang tubuh dan warna kekuningan di bagian perut, pipi, leher, dan kakinya. Jika beruntung, Sobat Pesona bisa menemui mamalia imut ini di sekitar Taman Nasional Lorentz , Mimika dan Taman Nasional Wasur, Merauke.

Gimana, Sobat Pesona? Lucu-lucu dan bikin gemas banget ya, deretan hewan langka di atas? Demi menjaga populasinya, yuk jaga dan lestarikan alam di sekitar kita. Jangan lupa juga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan 6M di mana pun dan kapan pun berada ya, Sobat Pesona. Buat yang belum vaksin, ayo segera vaksinasi Covid-19 agar diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai terlindungi!

Mau tau informasi kumpulan tentang hewan hanya di boisetaxicompany.com

10 Hewan Langka yang Hanya Hidup di Indonesia, Nomor 5 Pernah Dinyatakan Punah

 

Jakarta, boisetaxicompany.com – Indonesia yang memiliki luas wilayah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, menyimpan banyak sumber daya alam.

 

Salah satunya adalah hutan. Dimana di dalamnya hidup banyak jenis flora dan fauna, bahkan terbilang hidupnya terancam punah.

 

Ancaman kepunahan tersebut tak lain lantaran habitatnya yang kian berkurang, perburuan liar hingga perdagangan liar.

 

Dan ternyata, di Indonesia memiliki hewan-hewan yang sangat khas dan hidupnya hanya ada di Indonesia.

 

Nah hewan langka apa saja yang hidupnya hanya bisa ditemui di Indonesia.

 

Inilah daftar 10 hewan langka yang hidupnya hanya ada di Indonesia:

 

1. Komodo

Seperti yang diketahui, Komodo menjadi hewan yang sangat dilindungi di Indonesia. Dan hanya bisa ditemui di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Yang saat ini jumlahnya makin meningkat. Di tahun 2021 saja, ada sebanyak 3.303 ekor.

 

Hewan yang memiliki nama lain Varatus Komodoensis atau Orah yang tidak lain juga merupakan spesies reptil terbesar di dunia.

 

Hewan purba ini hidup di TN Komodo hidup tersebar di lima pulau utama, yakni Pulau Komodo dengan luas 311,5 km2 sebanyak 1.728 ekor.

 

Kemudian, di Pulau Rinca dengan luas 204,8 km2 sebanyak 1.385 ekor. Pulau Padar dengan luas 14,1 km2 memiliki 19 ekor.

 

Pulau Gili Motang dengan luas 9,5 km2 memiliki 81 ekor. Pulau Nusa Kode dengan luas 7,8 km2 sebanyak 90 ekor.

 

Tercatat dengan jumlah populasi pada tahun 2020, jumlah Komodo sebanyak 3.163 ekor, tahun 2019 tercatat 3.023 ekor, tahun 2018 tercatat 2.897 ekor, tahun 2017 tercatat 2.884 ekor, dan tahun 2016 sebanyak 2.430 ekor.

 

2. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Harimau Sumatera, keberadaannya cukup terkenal di seluruh dunia. Dengan jumlah populasi saat ini hanya tersisa 400 ekor saja.

 

Nah, untuk mencegah kepunahannya, pemerintah telah menetapkan kawasan sebagai pusat konservasi Harimau Sumatera.

 

Yakni, Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen dan Leuser di Aceh dan Sumatra Utara.

 

3. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Badan Sumatera menjadi hewan yang juga keberadaannya tidak bisa ditemukan di negara lain.

 

Di Indonesia, Badak Sumatera menghuni kawasan TN Bukit Barisan, TN Gunung Leuser, dan TN Way Kambas kian terancam punah.

 

Dengan jumlah kurang dari 80 ekor, penghuni hutan tropis yang hidup secara soliter ini hanya melahirkan satu anak setiap 3 atau 4 tahun sekali.

 

Dan uniknya lagi, badak menjadi spesies badak terkecil dan satu-satunya badak bercula dua yang ada di Asia.

 

Dan juga ada spesies lainnya, yakni badak Jawa atau Badak Sunda yang juga termasuk dalam kategori satwa langka di Indonesia.

 

4. Orang Utan (Pongo)

Di Indonesia, ada tiga spesies Orang Utan. Yakni Orang Utan Sumatera (Pongo Abelii), Orang Utan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan Orang Utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).

 

Populasi Orang Utan Sumatera yang memiliki ciri khas warna bulu coklat kemerahan berada di posisi kritis punah.

 

Sedangkan Orang Utan Kalimantan yang identik dengan bentuk wajah besar dengan pelipis seperti bantal ini populasinya juga terus menurun dan terancam punah.

 

Untuk Orang Utan Tapanuli yang digolongkan sebagai “spesies baru” dan ditemukan di Ekosistem Batang Toru ini kondisinya paling memprihatinkan, karena menempati posisi sangat terancam punah.

 

5. Tarsius Kerdil (Tarsius pumilus)

Tarius kerdil atau yang juga disebut tarsius gunung. Hewan langka ini merupakan spesies hewan primata mungil yang berasal dari Sulawesi Tengah dengan bobot hanya berkisar 50 gram.

 

Tarsius kerdil memiliki bulu yang sangat lembut dengan warna coklat keabuan atau cokelat kegelapan.

 

Ternyata di awal tahun 2000-an, hewan cantik ini pernah dinyatakan punah karena tak lagi pernah terlihat.

 

Beruntungnya, di tahun 2008 peneliti kembali menemukan empat ekor tarsius kerdil di Gunung Rorekatimbu, Sulawesi Tengah, dan sejak saat itu status punah atas hewan langka ini pun dihapus.

6. Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis)

Gajah Kalimantan ukuran tubuhnya cukup kecil, dibandingkan gajah pada umumnya. Bayangkan saja, ukurannya seperlima lebih kecil dibandingkan spesies gajah India.

 

Penampakan telinganya lebih besar dari kebanyakan gajah lainnya. Bentuk gading gajah Kalimantan lebih pendek dan lurus.

 

Perilaku gajah Kalimantan tergolong lebih lembut dan tidak agresif. Umumnya hewan endemik asli Indonesia ini dapat ditemukan di dataran rendah di Kalimantan Timur.

 

7. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Fauna yang dimiliki Indonesia lainnya adalah Jalak Bali. Burung ini berwarna putih seluruh tubuhnya. Sementara di bagian ujung ekor dan sayap berwarna hitam.

 

Jika ingin melihat keindahan burung ini, bisa datang ke kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

 

Jalak bali memiliki karakter yang periang, suka berkicau, dan tak jarang terlihat seolah menari di atas air. Uniknya lagi, burung jalak bali memiliki telur mungil berukuran 3 cm dengan warna hijau kebiruan.

 

8. Burung Maleo (Macrocephalon maleo)

Taman Nasional Lore Lindu menjadi habitat burung khas Sulawesi Tengah ini. Burung maleo merupakan satwa endemik yang tak akan bisa ditemui di tempat lain di dunia.

 

Fauna asli Indonesia ini memiliki bulu warna hitam dengan bulu bagian bawah yang berwarna merah muda keputihan. Kulit di sekitar matanya berwarna kuning, paruhnya warna jingga keabuan dan memiliki tinggi sekitar 55 cm.

 

Uniknya, burung maleo hanya bertelur sebutir dalam setiap musim, hal itu pula yang membuat keberadaan satwa ini kian mengalami kepunahan.

 

9. Monyet hitam Sulawesi (Macaca Nigra)

Monyet hitam Sulawesi adalah hewan endemik dari Sulawesi Utara yang juga punya nama lain yaki.

 

Monyet ini dikenal dengan kepintarannya dan tubuh yang dipenuhi bulu serba hitam, lengkap dengan jambul kepala.

 

Serta warna merah muda kemerahan di bagian bokongnya. Monyet hitam Sulawesi hidup di hutan tropis yang berada dalam kawasan Cagar Alam Tangkoko.

 

10. Burung Cenderawasih (Paradisaeidae)

Burung Cendrawasih, tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Dengan keindahan bulunya menjadi keunikan burung ini.

 

Secara etimologi, kata cenderawasih berasal dari kata Cendra yang berarti dewa-dewi bulan dan Wasih yang berarti utusan.

 

Warga lokal menganggap burung ini adalah reinkarnasi peri yang terbang di sekitar hutan Papua.

 

Ada sekitar 30 spesies cenderawasih di Indonesia dan 28 di antaranya bisa ditemukan di tanah Papua, beberapa di antaranya seperti cenderawasih kuning kecil, cenderawasih botak, cenderawasih raja, dan cenderawasih merah.

 

Tentunya sebagai masyarakat, kita wajib ikut melestarikan dan menjaga keberadaan hewan-hewan itu. Sehingga ancaman kepunahannya bisa dijauhkan.