Tag: 10 hewan

Hewan Terkecil Di Dunia: Berikut Penjelasannya

Hewan terkecil di dunia – Keanekaragaman spesies hewan di dunia sangatlah banyak. Setiap spesies memiliki ciri dan keunikan masing-masing, seperti bentuk tubuh, ukuran tubuh, dan hal-hal lainnya. Pada artikel ini, akan dibahas mengenai hewan yang memiliki tubuh terkecil di dunia.

Meskipun hewan dengan tubuh besar dan normal sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun ada juga hewan seperti monyet, kelelawar, tikus, bahkan hiu yang memiliki tubuh yang sangat kecil. Bagi yang penasaran, artikel ini akan membahas mengenai keberadaan hewan-hewan tersebut dengan tubuh yang sangat kecil.

Hewan Terkecil di Dunia
Berikut penjelasan hewan terkecil di dunia:

Pgmy Marmoset

Salah satu hewan terkecil di dunia adalah Pygmy Marmoset atau Marmoset kerdil. Hewan ini termasuk primata dengan ukuran tubuh terkecil, bahkan hanya sebesar ibu jari. Panjang tubuhnya, tanpa ekor, berkisar antara 117 hingga 152 milimeter, sedangkan panjang ekornya mencapai 172 hingga 229 milimeter.

Saat dewasa, berat hewan ini sekitar 100 gram, dengan betina yang lebih besar dari jantan. Makanan utama Pygmy Marmoset adalah getah pohon, yang mereka dapatkan dengan menggerogoti kulit pohon menggunakan gigi khususnya hingga kulit terkelupas dan getah bisa didapatkan. Hewan ini juga dapat memakan serangga dan buah-buahan.

Tubuh Pygmy Marmoset berwarna kuning kecoklatan dengan bagian kepala yang berwarna abu-abu kehitaman. Leher hewan ini dapat berputar hingga 180 derajat, seperti halnya burung hantu. Hewan ini dilengkapi dengan cakar tajam yang membantunya mencengkeram kulit-kulit pohon. Meskipun memiliki tubuh kecil, Pygmy Marmoset mampu melompat hingga ketinggian 5 meter.

Habitat asli Pygmy Marmoset berada di hutan hujan Amazon, namun kini terancam rusak karena penggundulan hutan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya konservasi untuk melindungi spesies ini agar tidak punah.

Bumblebee Bat

Kelelawar Bumblebee atau Bumblebee Bat adalah salah satu hewan terkecil di dunia dengan panjang dari kepala hingga tubuh hanya sekitar 1,14 – 1,3 inci atau 29 – 33 milimeter. Lebar sayapnya sekitar 6,7 inci atau 170 milimeter dan telinganya berukuran 0,4 inci atau 10,2 milimeter. Berat rata-rata Bumblebee Bat hanya sekitar 0,7 ons atau 2 gram saja.

Kelelawar ini memiliki hidung yang besar dan lebar dengan septum seperti babi, sehingga sering dianggap sebagai kelelawar dengan hidung babi. Warna kelelawar ini adalah merah kecokelatan dan abu-abu. Meskipun kecil, kelelawar ini memiliki beberapa keunikan, seperti tidak memiliki ekor meskipun memiliki dua tulang belakang, serta telinganya yang besar untuk ukurannya.

Jantan dan betina Bumblebee Bat dapat dibedakan berdasarkan pembengkakan besar yang terdapat di dasar tenggorokan betina, serta satu set puting susu di dekat pangkal paha betina.

Kelelawar Bumblebee biasanya ditemukan di gua-gua batu kapur di hutan Thailand dan Myanmar. Mereka hanya pernah tersesat sejauh 0,62 mil atau 1 kilometer dari gua mereka, tidak lebih jauh dari itu. Karena orang-orang mengetahui tempat tinggal mereka, mereka merasa terancam oleh kehadiran manusia yang datang ke gua untuk mengumpulkan dan mengeringkan kotoran kelelawar untuk dijadikan pupuk. Aktivitas ini sedikit mengganggu ketenangan kelelawar di gua mereka.

Kelelawar Bumblebee mencari makan di kanopi hutan bambu di sekitar gua tempat tinggal mereka. Mereka memakan serangga yang diambil dari daun atau ditangkap saat terbang. Karena kelelawar ini merupakan hewan insektivora, mereka bermanfaat untuk mengendalikan populasi serangga di suatu daerah.

Madame Berthe’s Mouse Lemur

Madame Berthe’s Mouse Lemur, yang memiliki nama latin microcebus berthae, adalah primata yang hidup di Madagaskar. Meskipun ada banyak spesies lemur yang dapat ditemukan di Pulau Madagaskar, lemur ini unik karena memiliki tubuh yang mungil. Panjang tubuh lemur ini sekitar 9-11 sentimeter, dengan panjang ekor sekitar 12-14 sentimeter, dan berat rata-rata mencapai 30,6 gram.

Madame Berthe’s Mouse Lemur memiliki warna punggung kemerahan dengan garis gelap dari bahu belakang sampai ekornya. Warna bulunya di perut adalah krem atau abu-abu pucat. Hewan ini memiliki hidung kecil namun mata besar dan dilapisi oleh tapetum lucidum yang membantu melihat di malam hari.

Madame Berthe’s Mouse Lemur saat ini dapat ditemukan di Taman Nasional Hutan Kirindy di sebelah barat Pulau Madagaskar. Primata ini juga dapat ditemukan di daerah Ambarida dan Cagar Andranomena. Lemur ini biasanya tinggal di dalam sarang yang dibentuk dari daun dan ranting atau lubang di pohon.

Lemur ini biasanya tinggal di hutan yang cukup kering dengan durasi kemarau selama 7 bulan. Hewan ini termasuk omnivora, dan memakan buah, serangga, serta hewan vertebrata seperti bunglon dan tokek yang berukuran kecil.

Madame Berthe’s Mouse Lemur sangat aktif di malam hari atau disebut juga sebagai hewan nokturnal. Pada malam hari, mereka biasanya bergerak sendirian di pepohonan dan dikenal sebagai hewan soliter. Lemur jantan memiliki wajah yang lebih lebar daripada lemur betina. Meskipun dikatakan sebagai hewan penyendiri, mereka dapat bertumpang tindih saat melakukan interaksi dengan lemur lain.

Baca Juga : Boisetaxicompany.com.

Hewan Terkecil Di Dunia: Berikut Penjelasannya

Brookesia Micra

Brookesia Micra adalah bunglon terkecil di dunia dengan ukuran tubuh hanya 2 – 3 sentimeter saat dewasa. Seperti bunglon pada umumnya, bunglon ini memiliki 11-12 ruas tulang belakang yang terdapat di seluruh tubuhnya. Kulit Brookesia Micra berwarna coklat kekuningan, dan ekornya lebih cerah dari tubuhnya.

Bunglon ini hanya dapat ditemukan di Pulau Nosy Hara, sebuah pulau kecil di sebelah utara Pulau Madagaskar yang hanya berukuran 3,2 kilometer. Pulau tersebut banyak ditumbuhi oleh hutan kering dan batuan kapur, tetapi Brookesia Micra lebih sering tinggal di tempat lembab dengan pohon berakar besar. Mereka tidur di daun atau rumput dekat permukaan tanah.

Brookesia Micra ditemukan pada tahun 2012 oleh sekelompok ilmuwan yang terdiri dari Frank Glaw dan Jorn Kohler dari Jerman dan Ted Townsend dari Amerika Serikat. Bunglon ini diberi identifikasi sebagai genus Brookesia setelah ditemukan, seperti bunglon mini lainnya yang ditemukan di Pulau Madagaskar.

Menurut San Diego Union Tribune, bunglon ini mengalami evolusi yang menyebabkan ukurannya mengecil dari ukuran sebelumnya 150 tahun yang lalu. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya serangga yang menjadi makanannya, sehingga bunglon ini berevolusi menjadi lebih kecil.

Kelinci Pygmy

Kelinci Pygmy atau Brachylagus idahoensis adalah spesies kelinci yang memiliki tubuh lebih kecil dari kelinci pada umumnya. Meskipun tubuhnya kecil, kelinci ini memiliki gerakan yang lincah dan cepat saat berlari, dan juga memiliki umur yang lebih panjang dibandingkan dengan kelinci spesies lainnya.

Ukuran tubuh kelinci ini sekitar 23-29 sentimeter dengan berat sekitar 462 gram. Untuk membedakan kelaminnya, kelinci pygmy jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil daripada betina. Umumnya kelinci ini berwarna abu-abu coklat dan memiliki ekor yang pendek.

Kelinci pygmy hanya ditemukan di Amerika, terutama di daerah barat seperti Nevada Utara, Oregon Selatan, dan California Timur. Mereka suka tinggal di semak belukar yang memiliki persediaan makanan yang banyak dan berfungsi sebagai tempat bertahan dari serangan hewan buas. Seperti kelinci pada umumnya, kelinci pygmy adalah hewan herbivora yang memakan berbagai jenis tumbuhan liar.

Hiu Lentera Kerdil

Hiu Lentera Kerdil, juga dikenal dengan nama Etmopetrus Perryi, adalah hiu kecil yang dapat ditemukan di perairan Amerika Serikat, terutama di Laut Karibia. Ia memiliki warna tubuh coklat tua dan bola mata yang besar.

Hiu Lentera Kerdil termasuk dalam keluarga dog shark yang dikenal dengan ukuran tubuhnya yang sangat kecil dibandingkan dengan spesies hiu lainnya. Bahkan, hiu ini merupakan hiu terkecil dalam keluarga dog shark maupun jenis hiu lainnya.

Hiu Lentera Kerdil memiliki ukuran maksimal sekitar 20 sentimeter saja. Ukuran betina biasanya lebih besar daripada jantan. Anak hiu yang baru lahir memiliki panjang ekor sekitar 6 – 7 sentimeter, seukuran dengan telapak tangan manusia dewasa.

Hiu ini tinggal di kedalaman laut antara 283 – 439 meter yang memiliki cahaya minim. Mereka jarang terlihat di permukaan air, sehingga sulit bagi para peneliti untuk memetakan distribusi mereka secara pasti.

Kesimpulan.

Meskipun memiliki ukuran yang kecil, hewan-hewan tersebut mampu bertahan hidup dan beradaptasi dengan lingkungannya. Penelitian terus dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang hewan-hewan kecil tersebut dan pentingnya menjaga keberlangsungan hidup mereka di alam liar.

Bikin Penasaran, Ini 7 Satwa Langka #DiIndonesiaAja

 

Punya keberagaman destinasi wisata yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, indahnya bumi nusantara emang bikin bangga banget ya, Sobat Pesona! Apalagi, sebagai negara beriklim tropis yang dianugrahi bentangan alam asri, kita bisa banget berkesempatan menemui hewan langka nan unik #DiIndonesiaAja.

Nah, buat Sobat Pesona para pencinta fauna, udah pernah lihat 7 hewan langka ini belum? Dijamin bikin jatuh cinta dan gemas maksimal!

1. Kedih

Bukan cuma zebra atau sapi aja yang punya warna tubuh bernuansa monokrom, sebab salah satu primata endemik asal Sumatra ini juga memiliki bulu hitam putih dengan jambul yang lucu banget, lho! Nama hewan ini adalah Presbytis thomasi atau yang lebih akrab disebut kedih. Karena kerusakan hutan, sayangnya jumlah kedih terus menurun dan masuk dalam kategori rentan punah di daftar International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Namun, bagi Sobat Pesona yang ingin berjumpa dengan kedih, silakan berkunjung ke Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Aceh yang merupakan salah satu habitatnya.

2. Elang Jawa

Ini dia hewan yang ada di lambang negara Indonesia, namanya elang Jawa! Sobat Pesona tahu enggak, sih? Hewan endemik Pulau Jawa yang jadi pemangsa puncak dalam siklus rantai makanan ini memiliki keunikan saat tumbuh dewasa, yaitu tubuh elang Jawa betina lebih kekar dibanding tubuh elang Jawa jantan. Satwa yang bernama latin Nisaetus bartelsi itu juga umumnya hanya bertelur 1-2 butir per tahun dan menyukai wilayah lereng gunung sebagai tempat tinggal, seperti di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (Jawa Barat) atau Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Jawa Timur).

3. Owa Jawa

Berada di habitat asli yang meliputi Taman Nasional Ujung Kulon (Banten), dan daerah di sekitar Jawa Barat seperti Gunung Halimun, Gunung Salak, serta Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, owa Jawa ini adalah hewan yang setia, lho! Karena saat pasangannya mati, owa Jawa tidak akan mencari pasangan lain di sepanjang sisa hidupnya. Istimewanya lagi, owa Jawa atau Hylobates moloch ini masuk ke dalam jenis primata spesies owa yang hanya tersebar di Jawa dan paling langka di dunia. Wah, bangga banget ya, Sobat Pesona!

4. Rusa Bawean

Pernah mendengar eksotisme bahari di Pulau Bawean enggak, Sobat Pesona? Ternyata, pulau yang berada di Laut Jawa dan masuk ke dalam wilayah Gresik, Jawa Timur itu merupakan tempat asal salah satu rusa endemik Nusantara yang bernama Rusa Bawean. Tak seperti kerabat lainnya, spesies rusa ini sangat hati-hati dengan kehadiran manusia. Jadi, rusa Bawean biasanya akan mulai beraktivitas ketika sore hingga malam hari. Rusa ini juga memiliki moncong yang lebih pendek dari jenis lain serta berbulu kuning kecoklatan.

5. Arwana super merah

Sekarang, giliran Kalimantan yang unjuk gigi dengan hewan endemiknya. Tapi, bukan lagi orangutan atau bekantan lho, Sobat Pesona, melainkan arwana super merah atau yang memiliki nama latin Scleropages formosus dan dikenal dengan sebutan arwana super red. Warna merah menyala ikan ini juga membuatnya disebut sebagai silok merah si endemik Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Karena memiliki dua sungut pada bagian ujung bibir bawahnya, arwana super merah ini dianggap mirip naga berwarna merah. Wah, penampilannya emang menghipnotis ya, Sobat Pesona!

6. Anoa

Mungkin Sobat Pesona udah enggak asing lagi nih, sama salah satu hewan kebanggaan masyarakat Sulawesi yang satu ini, yaitu anoa. Anoa merupakan jenis hewan yang mengalami proses evolusi yang menyebabkan reduksi ukuran tubuhnya. Kejadian seperti ini kerap terjadi pada spesies hewan yang berada di wilayah kepulauan. Anoa juga memiliki beberapa sub spesies, seperti anoa dataran rendah dan anoa gunung. Nama panggilan anoa juga terbilang unik, yakni kerbau kerdil Sulawesi. Nah, kalau mau lihat langsung betapa uniknya hewan ini Sobat Pesona bisa menemukannya di Sulawesi Tenggara.

7. Kanguru pohon mantel emas

Ada satu hewan lagi yang wajib masuk daftar ini Sobat Pesona, namanya kanguru pohon mantel emas asal Papua. Tak seperti spesies kanguru lain yang berbobot besar dan tinggi, kanguru spesies ini justru memiliki tubuh mungil dengan bulu pendek dan halus bak boneka. Warna bulunya juga cantik banget nih, yaitu perpaduan coklat muda pada bagian belakang tubuh dan warna kekuningan di bagian perut, pipi, leher, dan kakinya. Jika beruntung, Sobat Pesona bisa menemui mamalia imut ini di sekitar Taman Nasional Lorentz , Mimika dan Taman Nasional Wasur, Merauke.

Gimana, Sobat Pesona? Lucu-lucu dan bikin gemas banget ya, deretan hewan langka di atas? Demi menjaga populasinya, yuk jaga dan lestarikan alam di sekitar kita. Jangan lupa juga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan 6M di mana pun dan kapan pun berada ya, Sobat Pesona. Buat yang belum vaksin, ayo segera vaksinasi Covid-19 agar diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai terlindungi!

Mau tau informasi kumpulan tentang hewan hanya di boisetaxicompany.com

10 Hewan Langka yang Hanya Hidup di Indonesia, Nomor 5 Pernah Dinyatakan Punah

 

Jakarta, boisetaxicompany.com – Indonesia yang memiliki luas wilayah yang terbentang dari Sabang hingga Merauke, menyimpan banyak sumber daya alam.

 

Salah satunya adalah hutan. Dimana di dalamnya hidup banyak jenis flora dan fauna, bahkan terbilang hidupnya terancam punah.

 

Ancaman kepunahan tersebut tak lain lantaran habitatnya yang kian berkurang, perburuan liar hingga perdagangan liar.

 

Dan ternyata, di Indonesia memiliki hewan-hewan yang sangat khas dan hidupnya hanya ada di Indonesia.

 

Nah hewan langka apa saja yang hidupnya hanya bisa ditemui di Indonesia.

 

Inilah daftar 10 hewan langka yang hidupnya hanya ada di Indonesia:

 

1. Komodo

Seperti yang diketahui, Komodo menjadi hewan yang sangat dilindungi di Indonesia. Dan hanya bisa ditemui di Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Yang saat ini jumlahnya makin meningkat. Di tahun 2021 saja, ada sebanyak 3.303 ekor.

 

Hewan yang memiliki nama lain Varatus Komodoensis atau Orah yang tidak lain juga merupakan spesies reptil terbesar di dunia.

 

Hewan purba ini hidup di TN Komodo hidup tersebar di lima pulau utama, yakni Pulau Komodo dengan luas 311,5 km2 sebanyak 1.728 ekor.

 

Kemudian, di Pulau Rinca dengan luas 204,8 km2 sebanyak 1.385 ekor. Pulau Padar dengan luas 14,1 km2 memiliki 19 ekor.

 

Pulau Gili Motang dengan luas 9,5 km2 memiliki 81 ekor. Pulau Nusa Kode dengan luas 7,8 km2 sebanyak 90 ekor.

 

Tercatat dengan jumlah populasi pada tahun 2020, jumlah Komodo sebanyak 3.163 ekor, tahun 2019 tercatat 3.023 ekor, tahun 2018 tercatat 2.897 ekor, tahun 2017 tercatat 2.884 ekor, dan tahun 2016 sebanyak 2.430 ekor.

 

2. Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)

Harimau Sumatera, keberadaannya cukup terkenal di seluruh dunia. Dengan jumlah populasi saat ini hanya tersisa 400 ekor saja.

 

Nah, untuk mencegah kepunahannya, pemerintah telah menetapkan kawasan sebagai pusat konservasi Harimau Sumatera.

 

Yakni, Taman Nasional Kerinci Seblat, Kawasan Ekosistem Ulu Masen dan Leuser di Aceh dan Sumatra Utara.

 

3. Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Badan Sumatera menjadi hewan yang juga keberadaannya tidak bisa ditemukan di negara lain.

 

Di Indonesia, Badak Sumatera menghuni kawasan TN Bukit Barisan, TN Gunung Leuser, dan TN Way Kambas kian terancam punah.

 

Dengan jumlah kurang dari 80 ekor, penghuni hutan tropis yang hidup secara soliter ini hanya melahirkan satu anak setiap 3 atau 4 tahun sekali.

 

Dan uniknya lagi, badak menjadi spesies badak terkecil dan satu-satunya badak bercula dua yang ada di Asia.

 

Dan juga ada spesies lainnya, yakni badak Jawa atau Badak Sunda yang juga termasuk dalam kategori satwa langka di Indonesia.

 

4. Orang Utan (Pongo)

Di Indonesia, ada tiga spesies Orang Utan. Yakni Orang Utan Sumatera (Pongo Abelii), Orang Utan Kalimantan (Pongo pygmaeus), dan Orang Utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis).

 

Populasi Orang Utan Sumatera yang memiliki ciri khas warna bulu coklat kemerahan berada di posisi kritis punah.

 

Sedangkan Orang Utan Kalimantan yang identik dengan bentuk wajah besar dengan pelipis seperti bantal ini populasinya juga terus menurun dan terancam punah.

 

Untuk Orang Utan Tapanuli yang digolongkan sebagai “spesies baru” dan ditemukan di Ekosistem Batang Toru ini kondisinya paling memprihatinkan, karena menempati posisi sangat terancam punah.

 

5. Tarsius Kerdil (Tarsius pumilus)

Tarius kerdil atau yang juga disebut tarsius gunung. Hewan langka ini merupakan spesies hewan primata mungil yang berasal dari Sulawesi Tengah dengan bobot hanya berkisar 50 gram.

 

Tarsius kerdil memiliki bulu yang sangat lembut dengan warna coklat keabuan atau cokelat kegelapan.

 

Ternyata di awal tahun 2000-an, hewan cantik ini pernah dinyatakan punah karena tak lagi pernah terlihat.

 

Beruntungnya, di tahun 2008 peneliti kembali menemukan empat ekor tarsius kerdil di Gunung Rorekatimbu, Sulawesi Tengah, dan sejak saat itu status punah atas hewan langka ini pun dihapus.

6. Gajah Kalimantan (Elephas maximus borneensis)

Gajah Kalimantan ukuran tubuhnya cukup kecil, dibandingkan gajah pada umumnya. Bayangkan saja, ukurannya seperlima lebih kecil dibandingkan spesies gajah India.

 

Penampakan telinganya lebih besar dari kebanyakan gajah lainnya. Bentuk gading gajah Kalimantan lebih pendek dan lurus.

 

Perilaku gajah Kalimantan tergolong lebih lembut dan tidak agresif. Umumnya hewan endemik asli Indonesia ini dapat ditemukan di dataran rendah di Kalimantan Timur.

 

7. Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

Fauna yang dimiliki Indonesia lainnya adalah Jalak Bali. Burung ini berwarna putih seluruh tubuhnya. Sementara di bagian ujung ekor dan sayap berwarna hitam.

 

Jika ingin melihat keindahan burung ini, bisa datang ke kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB).

 

Jalak bali memiliki karakter yang periang, suka berkicau, dan tak jarang terlihat seolah menari di atas air. Uniknya lagi, burung jalak bali memiliki telur mungil berukuran 3 cm dengan warna hijau kebiruan.

 

8. Burung Maleo (Macrocephalon maleo)

Taman Nasional Lore Lindu menjadi habitat burung khas Sulawesi Tengah ini. Burung maleo merupakan satwa endemik yang tak akan bisa ditemui di tempat lain di dunia.

 

Fauna asli Indonesia ini memiliki bulu warna hitam dengan bulu bagian bawah yang berwarna merah muda keputihan. Kulit di sekitar matanya berwarna kuning, paruhnya warna jingga keabuan dan memiliki tinggi sekitar 55 cm.

 

Uniknya, burung maleo hanya bertelur sebutir dalam setiap musim, hal itu pula yang membuat keberadaan satwa ini kian mengalami kepunahan.

 

9. Monyet hitam Sulawesi (Macaca Nigra)

Monyet hitam Sulawesi adalah hewan endemik dari Sulawesi Utara yang juga punya nama lain yaki.

 

Monyet ini dikenal dengan kepintarannya dan tubuh yang dipenuhi bulu serba hitam, lengkap dengan jambul kepala.

 

Serta warna merah muda kemerahan di bagian bokongnya. Monyet hitam Sulawesi hidup di hutan tropis yang berada dalam kawasan Cagar Alam Tangkoko.

 

10. Burung Cenderawasih (Paradisaeidae)

Burung Cendrawasih, tentu sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia. Dengan keindahan bulunya menjadi keunikan burung ini.

 

Secara etimologi, kata cenderawasih berasal dari kata Cendra yang berarti dewa-dewi bulan dan Wasih yang berarti utusan.

 

Warga lokal menganggap burung ini adalah reinkarnasi peri yang terbang di sekitar hutan Papua.

 

Ada sekitar 30 spesies cenderawasih di Indonesia dan 28 di antaranya bisa ditemukan di tanah Papua, beberapa di antaranya seperti cenderawasih kuning kecil, cenderawasih botak, cenderawasih raja, dan cenderawasih merah.

 

Tentunya sebagai masyarakat, kita wajib ikut melestarikan dan menjaga keberadaan hewan-hewan itu. Sehingga ancaman kepunahannya bisa dijauhkan.