Hewan yang Berkembang Biak dengan Cara Membelah Diri

Hewan berkembang biak terbagi atas dua macam, yaitu berkembang biak secara vegetatif dan secara generatif. Berkembang biak secara vegetatif terbagi lagi menjadi tiga cara, yaitu perkembangan vegetatif tunas, fragmentasi dan membelah diri.

Proses hewan membelah diri biasanya dilakukan oleh hewan yang bersel satu. Membelah diri termasuk proses reproduksi secara aseksual dan menghasilkan sel baru yang sama persis dengan induknya.

Proses membelah diri ini juga disebut berkembang biak secara kloning yang dilakukan secara prokariotik.

Hewan yang bersel satu membelah diri dengan cara mengembangkan keturunan yang sama dengan induknya.

Hewan membelah diri dengan cara membelah inti selnya. Septum yang membentuk membran dan dinding sel akan memisahkan sitoplasma sel menjadi dua individu baru yang identik satu sama lainnya.

Pada proses inilah yang membuat sel menjadi terpisah dengan membelah diri dan akan menjadi dua sel baru dengan genetik yang sama.

Hewan apa saja yang berkembang biak dengan cara membelah diri?

Berikut cmd368 login rangkum berbagai informasinya. Yuk, mari disimak!

1. Amoeba

Amoeba merupakan hewan jenis protozoa dalam kingdom protista dan termasuk ke dalam golongan rhizopoda atau hewan berkaki semu.

Membran sel atau membran plasma yang digunakan untuk melindungi isi sel dari Amoeba juga berfungsi sebagai alat gerak, mengatur adanya pertukaran zat, pertukaran gas serta untuk menangkap rangsang yang terdapat di bagian luar tubuh.

Kaki semua yang terdapat di Amoeba ini biasanya digunakan untuk mengambil dan menangkap makanan. Amoeba dapat hidup di alam bebas maupun menjadi parasit di dalam tubuh hewan maupun manusia.

Di alam bebas, Amoeba biasanya hidup ditempat yang berair, berlumpur dan mengandung banyak makanan.

Amoeba yang hidup sebagai parasit biasanya disebut dengan Entamoeba, yang dimana dapat berparasit di usus manusia dan dapat menyebabkan terjadinya diare.

2. Ciliata

Ciliata merupakan hewan jenis protozoa yang juga berkembang biak dengan cara membelah diri. Ciliata sendiri diambil dari bahasa latin cilia yang memiliki arti “rambut kecil.”

Ciliata memiliki alat gerak berupa rambut getar atau yang biasa disebut dengan silia. Rambut getar ini tersebar di seluruh permukaan Ciliata, khususnya di daerah mulut.

Hal ini dikarenakan rambut getar pada Ciliata tidak hanya berfungsi sebagai alat gerak, namun juga berfungsi sebagai alat bantu makan.

Ciliata biasanya memakan makanan seperti bakteri maupun alga. Ciliata juga bersifat heterotrof karena tidak mampu membuat makanannya sendiri sehingga harus memangsa organisme lain untuk dapat bertahan hidup.

3. Flagellata Caudatum

Flagellata adalah jenis hewan selanjutnya yang termasuk ke dalam jenis protozoa mirip hewan. Dalam bahasa latin, Flagellata diambil dari kata flagell yang memiliki arti “cambuk.”

Sementara dalam bahasa Yunani diambil dari kata mastig yang memiliki arti “cambuk” dan juga phora yang memiliki arti “gerakan.”

Flagellata memiliki ciri khas flagellum atau cambuk getar sebagai alat geraknya.

Tidak hanya berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga berfungsi untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitarnya sebagai alat indera.

4. Paramecium

Paramecium juga termasuk protozoa mirip hewan. Hewan ini berukuran 120-300 mikron dengan bentuk tubuh bagian depan tumpul sementara di bagian belakang berbentuk meruncing.

Sebagian tubuh dari Paramecium ini ditutupi dengan silia atau rambut getar. Paramecium memiliki bentuk sel seperti alas kaki atau sandal.

Paramecium berada di habitat air tawar.

Hewan ini mengambil air melalui osmosisnya dengan menggunakan kandung kemih seperti kontraktil vakuola, yang nantinya berguna untuk mengumpulkan adanya kelebihan air yang terdapat di kanal radial.

5. Archaea

Archaea atau archaebacteria berasal dari bahasa Yunani yang diambil dari kata archaio dan memiliki arti “kuno.” Archaebacteria adalah organisme tertua yang berada di bumi.

Archaea dapat hidup di daerah ekstrim, seperti pada sumber air panas yang memiliki temperatur 92ᴼ ataupun tempat yang dingin seperti Antartika.

Selain itu, hewan ini juga dapat ditemukan di tempat yang memiliki kadar asam dan kadar garam yang cukup tinggi.

Archaea pada umumnya dapat hidup secara berkelompok atau pun sendiri.

Beberapa spesies dari Archaea sendiri memiliki flagel pada tubuhnya untuk bergerak.